sabar

Sebuah cerita yang ingin aku ambil hikmahnya…

Gadis itu tertunduk bingung  untuk menjawab antara iya atau tidak.  Dalam sepi di malam-malamnya ia menangis tertunduk yang hanya tunjukan pada Robbinya. Seseorang serius datang untuk meghitbahnya tapi dalam hati ia tak berani mengatakan menerima atau menolak itu. Bagaimana kalau aku terima sementara dalam hatiku masih ada seseorang. Bagaimana kalau menolak akan membuat kecewa orang dan aku takut akan hal-hal yang aku dengar untuk kebelakangnya jika menolak niat baik seseorang laki-laki.

Kata-kata itu berkecambuk dalam hatinya tak ada yang tahu kecuali Robbinya bahkan ia takut untuk mengatakan kepada kedua orangtuanya.

Saat sebuah pertanyaan-pertanyaan untuk minta sebuah kepastian dari seseorang yang ingin menghitbahnya terus-terus mendesak seakan itu membuat perasaannya semakin bingung tak karuan. Apa salah gadis ini hingga ia tetap belum bisa membuka hatinya untuk orang lain.

Hari itu dengan tekatnya ia mencoba bertanya kepada seseorang yang telah mengisi hatinya meskipun tak ada yang mengerti.

Ya laki-laki yang tersimpan di sudut hatinya memberikan jawaban yang membuat hatinya getir tapi ia coba ikhlaskan. Laki-laki itu akan segera membina sebuah rumah tangga. Dia bahkan tidak punya hak sama sekali dengan mengucapkan perasaannya. Sebuah do’a yang tulus yang hanya keluar darinya untuk orang terkasihnya itu.

Ia coba lagi meminta saran. Entahlah yang ada dalam benak gadis itu ia hanya ingin mendengar saran dari laki-laki yang tanpa sengaja meluluh lantahkan hatinya itu. Meskipun ia mengatakan seolah-olah bukan untuk dirinya tapi atas nama seorang perempuan secara umum.

Kalau menurut saya,semua tergantung sama si perempuan, dlm menentukan masa depan dunia akhiatnya, Terkadang kita tertipu dengan bayangan cinta ( keinginan impian yang bukan kepada orang yang tepat)

DEG. Bibirnya kelu jarinya kaku untuk melanjutkan katanya. Ya bayangan cinta. Gadis ini terhenyak sadar ia hanya memimpikan keinginan pada orang yang bahkan bukan tepat untuk dirinya di mataNya.

Coba tanyakan pada si perempuan tanya hatinya  kenapa gak meminta di lamar sama orang yang ada di hatinya.  Lanjutnya lagi

Gadis itu menahan tangisnya. Andai laki-laki itu tahu siapa orang yang ada dalam hatinya. Apakah ini benar-benar terjadi apakah ini hanya sebuah drama apa ini hanya sebuah cerita dalam novel-novel. Tidak gadis itu nyata gadis itu menangisi cintanya yang pergi secara nyata meskipun hanya dia dan Robbinya yang mengetahui perasaannya itu.

Ramadhan waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah  yg semoga aja si perempuan itu mendapat  Rahmat hidayah dari Allah berkah di bulan Ramadhan ini. Di tunjukan yang bathil mana yang bermanfaat baginya menurut Allah.

 Do’a menentramkan hatinya menutup pembicaraan laki-laki yang ia kasihi itu. Laki-laki itu baik menurut gadis itu hingga ia coba ikhlas jika memang dia bukan di takdirkan untuknya. Gadis terbaiklah yang di berikan Allah untuk laki-laki seperti dia pikirnya. Dalam hati hanya do’a dan kepasrahan ia panjatkan.

Lalu bagaimana kelanjutan cerita gadis itu,, bagaima jawaban untuk seseorang yang hendak menghitbahnya.

Dalam sujud sujud di sepertiga malam di ramadhan yang masih sampai ujung ini ia hanya bisa berharap Robbinya memberikan petunjuk yang terbaik seperti do’a yang laki-laki ia kasihi itu.

Tapi yang ada dalam benak gadis itu hingga saat ini , ia tidak ingin membuat kecewa siapapun termasuk dirinya sendiri. Entah dalam hatinya lebih terlalu berat untuk menerima jadi apa keputusannya ia serahkan kepada Robbnya apapun yang akan terjadi ia tak ada niat ingin membuat siapapun kecewa.

Gadis itu aku melihat senyum di sudut bibirnya meskipun tak semanis gula tapi aku melihatnya. Hanya saja gadis itu kelihatan rapuh. Kekuatan Engkau yang mampu mengembalikan semangat dan senyum ceria gadis itu Tuhan.

Dalam jiwa yang terhentak rundung nespata

Sisipkan secuil kebahagian dariMu Sang pemegang Jiwa

 

Salam Senyum Ukhuwah  >>> Humaira Az Zahra… ^_^